BAB 4 Novel Membusuk di Dalam Surga, Sorot Pokemon
Bab 4
Sorot Pokemon
Sekian tahun telah terlewati. Sambil termenung di depan televisi. Malam ini, teringat Sahabat laki-lakiku dari Bagansiapiapi sampai bersamaan ke Jawa. Sayangnya, setelah dua tahun di Tulungagung dia hijrah ke Surabaya.
Kita udah kayak dua merpati yang selalu sejalan. Senyum, tawa, dan tangis terus terlukis bersama. Dialah pengisi kekosongan hari-hariku. Namun semenjak perpisahan itu, kita jarang bertemu. Sepi seakan menjilati. Hari-hari ternikmati dengan lamunan. Pun sejak kelas 11 semester genap, Rindu stay di Malang. Orang tuanya pindah dinas. Dia sempat tak mau ikut, tetapi Papanya memiliki sakit stroke. Jika jauh dari Rindu, pasti akan banyak memikirkan. Takut kambuh.
Menjadikan aku memikirkan perkataan orang di kampung. Sesekali mengatakan aku tak mirip dengan Ibu dan Ayah. Membuat gundah. Ingin rasanya lelaki pengobat luka itu, kembali nongol di depan muka.
Bermain bersamanya, seakan tercium aroma wangi semerbak memasuki sekujur raga. Kebersamaan kita, suatu kenangan yang tak terlupakan. Siapa sih dia? Siapa lagi kalau bukan Sahabat terbaikku. Dia adalah Sahabat dengan memiliki panggilan cukup lucu selama ini. Hemmmmm apa ya, seakan benak bertanya-tanya.
”Ahong. Ya, yang selama ini memanggilku Barbie dan aku kasih panggilan dia Pokemon.”
Hari yang sangat mengejutkan. Jantung deg-degan kencang. Hanya berkedip-kedip mata. Sebuah nomor baru.
Ku angkat telepon itu di dekat telinga. Ternyata................................!!!!!!!??????
“Halo, dengan siapa ya?” tanyaku.
“Halo Barbie Sayang, ini aku. Masih ingat kan?”
“Apa! Barbie Sayang kata kamu? Itu kan panggilan dari Sahabatku…..”
“Benar Barbie.”
“Ini Pokemon ya?”
“Iya Barbie yang bawel.”
“Haaaaaaaaaaaaaaaa,” jawabku dengan kaget.
“Kenapa!? Barbie kaget ya? Jangan-jangan lagi kangen berat?” tanyanya dengan gaya gokil.
“Ih punya Sahabat satu aja genit, kepedean banget deh, hehehe.”
“Barbie pake malu segala, pasti kangen kan?”
“Hehehe iya sih, kamu gimana kabarnya Pokemon? Jahat!”
“Alhamdulillah merindukan Barbie, hehehe. Barbie gimana? Jahat kenapa?”
“Genit lagi deh. Aku kesepian tanpa tingkah konyol kamu. Kamu jahat lupain aku..........”
“Pokemon nggak lupain Barbie. Maaf, Pokemon lama nggak jenguk Barbie. Pokemon sangat sibuk. Terus mau hubungin Barbie, HP ku baru keformat semua number-nya pada hilang. Ini aja baru dapat nomor kamu cari-cari. Maaf Barbie ya?”
“Ya udah nggak papa, lain kali jangan gitu!”
“Oke. Oh ya, besok main ke Surabaya mau? Entar Pokemon jemput.”
“Gimana ya?”
“Mau dong Barbie, mau yaaaa entar tak kasih permen hehehe....”
“Emang gue balita apa!?”
“Boleh jadi, he he he.”
“Pokemon nyebelin!”
“He he he, maaf Barbie! Oh ya, besok pagi pokoknya tak jemput. Harus mau, supaya ketemu keluargaku juga low? Siap-siap, oke. Udah dulu Barbie teleponnya. Wassalamualaikum.”
“Iya sih, aku juga pengen ketemu keluarga Surabaya. Oke deh Pokemon. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.”
***
Mentari dengan uapan embun kini telah tiba, waktunya mengguyur seluruh kerangka jiwa dengan air. Sangat dingin. Byur…byur…byur… suara air merintih ke dalam pori-poriku.
“Hiiiiiii….. dingin banget....!!!! Rasanya seperti mandi es deh pagi ini.....” gumamku sendirian.
Sambil menikmati alunan air di sekujur tubuh, tiba-tiba aku mendengar suara memanggil-manggil diriku.
“Niaaaa… Niaaaa… Niaaaaa. Cepet nek adus! Sarapannya sudah Ibu siapkan. Engko kedikik’an Ahong datang kamu belum siap-siap.”
“Wah itu kayaknya suara Ibu deh....” tebakku.
“Iya Bu, sebentar. Ini udah hampir selesai.”
Kemudian, tangan ini mengulur meraih handuk yang ada di pajangan. Seketika ku pakai. Aku keluar dari kamar mandi. Sampai di kamar tidur, aku pilih beberapa pakaian yang mungkin lebih menarik.
“Wah ini rok, baju, dan jilbab kelihatan cocok buatku. Aku tampak lebih cantik! He he he. Pilih ini aja deh...” gumamku berseri-seri.
Terpilihlah rok warna hitam wiru, baju warna biru bermotif kartun miki mouse, dan jilbab paris warna biru. Kini saatnya memakai. Aku berhias tampak mempesona, bertambahkan sepatu karet warna hitam di kaki. Selanjutnya, mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa. Melangkahkan kaki ke ruang makan, sarapan bersama keluarga.
Sambil berjalan menuju ruang makan, terdengar suara mobil gemuruh menerpa telinga.
“Wah itu suara mobil siapa kayak di depan rumah?! Jangan-jangan Pokemon udah datang tuh!” pikirku menerka-nerka.
Sesampainya di tangga dekat ruang makan, semilir mata ini tertuju pada satu titik. Seolah-olah menatap dengan kesan terpana. Aku mencoba menyapa.
“Hai, Pokemon…… Udah datang dari tadi ya?” tanyaku.
“Enggak Barbie, ini baru datang.”
Sampai ruang makan aku duduk, mencoba mengejek candaan padanya.
“Hemmm, Pokemon tadi kenapa lihatin aku terus? Terpana niiiiiii!? Pasti karena aku cantik, hahaha….” candaanku sambil kepedean.
“Ihhh GR-nya! Tapi emang bener sih, hehehe.” jawab Ahong sambil tertawa.
“Udah-udah perbincangannya dilanjutkan entar aja, ayo sarapan dulu.” sahut Ibu.
Kami meraih butir-butiran nasi, taburan-taburan sayuran dan lauk-pauk. Telah tersedia. Makan pagi kini berlangsung. Di tengah-tengah acara sarapan, Ayah masih menghiasi perbincangan dengan Ahong.
“Sekarang Nia wes kelas telu SMA. Lama nggak ketemu pean!? Pasti kamu juga sama dengan Nia ya Ahong?” kata Ayah menegaskan pertanyaan.
“Nggih Om, sekarang Ahong memang kelas tiga SMA. Wah, ternyata udah lama nggak ketemu keluarga sini!”
“Ahong sih lama nggak main-main kesini. Sejak kamu SMA baru kali ini ke rumah Nia lagi. Sekarang Ahong umur berapa?”
“Maaf Om, baru kali ini ada waktu main kesini. Ibu dan Ayah juga sibuk belum ada waktu. Ahong umur 19 Om. Nia 18 ya Om?”
“Low kamu kok tahu sekarang umur Nia 18, masih ingat hari ULTAH-nya ya? Saiki Ibu lan Ayahmu kok nggak tumut?”
“Iya Om, kan Sobat! Hehehe. Tiange sibuk Om. Oh ya, ada salam dari mereka buat Om dan Tante. Salamnya mohon maaf tidak bisa ikut, kalau berkenan diharapkan hari ini Om dan Tante ikut sekalian ke Surabaya dan menginap. Ayah dan Ibu ada waktu santai malam Om.”
“Kebetulan kami tidak sibuk, kemungkinan bisa. Tetapi coba Om tanya Tante dulu.”
“Buk piye nek pisan wakdewe melu Ahong lan Nia nyang Suroboyo? Mumpung nggak onok kesibukan, jadi sekeluarga bisa silaturahmi kesana.”
“Iyo Pak, Ibu setuju-setuju aja.”
Habis selesai sarapan, Ibu dan Ayah bersiap-siap. Setelah semua dipersiapkan, kami berangkat ke Surabaya dengan mengendarai mobil.
Dekerku berbunyi, tak terasa sampai tujuan. Udara panas nan keadaan rumah sepi menyambut. Orang tua Ahong sedang sibuk bekerja. Keramaian hanya pada depan jalan raya. Biasa, Surabaya pasti di suguhkan suara bising, kendaraan dan udara hot. Pencemaran udara dan suara.
Semua berubah menjadi naungan-naungan menyenangkan. Ketika kami bercanda-canda bareng, sambil menyantap minuman dan camilan. Sesekali memutari sekitar rumah Ahong, dihiasi bunga-bunga dan kolam renang yang indah. Seharian bagaikan menghirup kebahagiaan, menyusup ke dalam darah. Sampai malam tiba, senyuman semakin sempurna. Orang tua Ahong pulang, dengan sambutan yang sangat hangat. Semakin larut malam, masih begadang. Menyinggung tentang pendidikan kami, tinggal menghitung jari saja sudah lulus. Mereka memperbincangkan tentang harapan kita ingin melanjutkan pendidikan S1.
“Ternyata waktu begitu cepat, anak kita sudah kelas 3 SMA. Nanti kira-kira Ahong mau melanjutkan kemana ni Bu?,” tanya Ibu
“Memang benar Bu, rasanya baru kemarin melihat kelucuan anak-anak kita. Kok sekarang sudah mau kuliah. Kalau Ahong inginnya di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Bu, kalau Nia dimana?” jawab Ibu Ahong.
“Wah bagus Bu! Kalau Nia berkali-kali ditanya pengennya dimana, selalu menjawab dimana saja asalkan bisa sambil mondok dan memperdalam pelajaran agama Bu. Ahong mau ambil jurusan apa?” sahut Ayah menjawab.
“Nia hebat! Kalau Ahong mau ambil jurusan Filsafat Agama Fakultas Ushuluddin Bu. Barbie mau ambil jurusan apa ni?” ungkap Ahong menyahut.
“Nia ingin mengambil jurusan PAI Fakultas Tarbiyah, Pokemon.” jawabku.
“Nia pengen mengajar ya?”
“Iya, kamu pasti ingin berfilsafat ya? Ingin melakukan dakwah Islam kepada non muslim dengan rasional yew?”
“Hemmmm sok tau ya Barbie!”
“Udah-udah kalian memang anak-anak yang hebat. Kita benar-benar salut,” ucap Ayah menengahi.
“Benar Pak, kita harus terus dukung mereka.” lanjut Ayah Ahong.
“Benar-benar.” tambah Ibu dan Ibu Ahong meyakinkan.
Waktu sudah sangat malam. Percakapan keluarga ditutup. Orang tua kita sudah menuju kamar. Aku dan Ahong masih ngopi sambil berdiskusi. Musik pun menemani detik jam. Berdiskusi panjang lebar, jeda sebentar terdiam. Lalu, lanjut kembali.
“Sobat Pokemon….” panggilku pelan.
“Iya Barbie Sayang. Ada apa, kamu ngantuk ya?”
“Belum.”
“Terus kenapa? Jangan-jangan kamu tertarik sama aku! Hahaha.”
“Maksudnya…!!!???”
“Hehehe bercanda.”
“Hiiiiiiihhhhhhhhhh Pokemon (Sambil mencubit tangan Ahong). Aku sedang bingung, Pokemon…”
“Bingung kenapa Barbie? Belum mengerjakan PR ya? Kenapa belum, lalu bagaimana besok? Kamu kan anak cerdas, kerjakan sekarang! Aduh kamu nggak bawa buku tugasmu ya? Gimana?” pertanyaan Ahong bertubi-tubi.
“Sotoy banget!”
“Terus apa?”
“Ini serius. Kenapa aku nggak mirip Ayah dan Ibu? Jangan-jangan!”
“Jangan-jangan apa?!? Ah, jangan berpikir macam-macam.”
“Aku tak berpikir macam-macam, Pokemon. Tetapi aku gundah, orang-orang di kampung sering membicarakan ketidak miripan itu. Membuatku menjadi ragu. Aku ini siapa?”
“Ah jangan dengarkan mereka! Mereka hanya usil. Mengusik kebahagian keluargamu.”
“Memangnya begitu ya Pokemon? Lalu, kenapa aku nggak mirip?”
“Iya benar. Kebetulan aku kan jurusan IPA, Barbie. Seseorang memang mengalami faktor genetik. Namun persamaan gen itu tidak selalu dari orang tuanya, bisa dari Neneknya atau pun Kakeknya. Haaa mungkin kamu mirip Nenek secara fisik.”
“Ah yang benar, Pokemon?”
“Benar Barbie.”
“Lalu aku harus bagaimana?”
“Abaikan saja orang-orang yang usil!”
“Ya sudahlah. Aku ngantuk mau ke kamar dulu Pokemon. Kamu nggak papa kan kamarmu aku pakai? Kamu yang di ruang televisi.”
“Ya nggak papa Barbie. Nggak mungkin aku biarkan kamu yang tidur disini. Sana cepat tidur! Supaya besok tidak telat sekolah.”
“Oke, selamat malam…..”
“Malam juga. Jangan lupa berdoa dulu Barbie Sayang!”
“Oke, terima kasih Pokemon.”
“Sama-sama.”
Kisah paling mengesankan di rumah Ahong. Sebenarnya, aku nggak cuman sekali ini main ke rumahnya. Beberapa kali kesana bersama keluarga, terkadang hanya dengan Ahong. Memang keluarga kami sangat akrab. Sudah kayak saudara sendiri, meski sebenarnya tidak ada ikatan darah. Orang Tua angkatku mempercayai Ahong seperti Kakak kandung, makanya beberapa kali aku main ke Surabaya dijemput Ahong, mereka memperbolehkan. Namun, hal itu sering ketika kita masih SMP kelas 3. Saat SMA baru kali ini kita ketemu lagi.
Tulungagung, 30 Oktober 2016
(Merupakan isi dari terbitan karya buku solo kedua Saya novel biografi, berjudul "MEMBUSUK DI DALAM SURGA"
Owner, Founder, CEO
= 085704703039
Customer Service
DUKUNG SITUS INI YA PEMIRSA, SUPAYA KAMI SEMANGAT UPLOAD CONTENT DAN BERBAGI ILMU SERTA MANFAAT.
DONASI DAPAT MELALUI BERIKUT INI =
0481723808
EKA APRILIA.... BCA
0895367203860
EKA APRILIA, OVO
Salut mbak sanggup nulis novel. Saya nulis novel nggak kelar-kelar hehe
ReplyDeleteAlkhamdulillahirrobbil'alamin, terimakasih guys 🤩🤝
DeleteItu karya buku solo ke 2 saya guys. Sudah terbitan lama, saya tulis tahun 2016 dan terbit tahun 2017 di penerbit Magnum Pustaka Utama.
DeleteOh ternyata cerpen. Bagus mbak. Semangat nulisnya. Semoga makin sukses bukunya.
ReplyDeleteBukan cerpen guys.
DeleteItu isi dari buku novel ke dua saya, berjudul "Membusuk di Dalam Surga" yang saya tulis tahun 2016 dan terbit tahun 2017 di penerbit Magnum Pustaka Utama.
Sekarang, isi novel-nya saya posting secara online di web per bab.
Amin ya rabbal'alamin Ya Alloh SWT 🤲
DeleteTerimakasih guys doanya 🤩🤝 BarokAlloh
Wii keren kak! Bagus ceritanya, semangat terus yaa kak untuk nulisnya :D
ReplyDeleteAlkhamdulillahirrobbil'alamin, terimakasih guys 🤩🤝
DeleteBaru baca bab ini, menarik ceritanya, tentang pertemanan semasa SMA, jadi penasaran sama bab lainnya.
ReplyDeleteTerimakasih guys🤩🤝
DeleteCus aja guys langsung baca, bab yang sebelumnya juga sudah upload di web oke.
bagus banget cerpennya mbak. Ngalir gitu bacanya. ga kerasa udah titik terakhir aja hahah
ReplyDeleteAlkhamdulillahirrobbil'alamin, terimakasih guys 🤩🤝
DeleteOh ya, btw ini bukan cerpen guys.
DeleteIni isi dari buku novel ke dua saya, berjudul "Membusuk di Dalam Surga" yang saya tulis tahun 2016 dan terbit tahun 2017 di penerbit Magnum Pustaka Utama.
Sekarang, isi novel-nya saya posting secara online di web per bab.
Wahh.. keren.. ceritanya panjang bgt, bisa dijadikan draft naskah utk produksi sinema film.. salut bgt
ReplyDeleteSmoga bermanfaat yaa
Amin ya rabbal'alamin, Alkhamdulillahirrobbil'alamin.
DeleteTerimakasih guys🤩🤝
Seru ya, punya sahabat sejak kecil trus panggilan-panggilan lucu dibuat untuk sekedar berantam atau saling memanggil. Punya sahabat kecil samapai besar bersama apalagi rupanya jodoh, itu gokil sih... hihi
ReplyDeletehehe, iya guys asyiknya 🤩
DeleteLamaa banget ngga baca novel kak, ternyataa ya masih bisa menikmati novel .. Thanks kak ceritanyaa
ReplyDeleteAlkhamdulillahirrobbil'alamin, oke guys sama-sama 🤩🤝
DeleteSaya pribadi masih kesulitan membuat karya yg bersifat fiksi, seperti novel.. Keren pokok'e..
ReplyDeleteTetap semangat guys🤩👍💪
DeleteAlkhamdulillahirrobbil'alamin, terimakasih guys 🤩🤝
Novel yang mba Eka tulis ini berdasar kisah nyata kah? Seru juga ceritanya mengalir dari panggilan pertama..
ReplyDeleteIya guys ini kisah nyata dari Nia, dia adalah temannya Dosen saya dulu waktu zaman kuliah.
DeleteDulu beliau minta saya nulis biografi kisahnya, terus saya jadikan Novel.
Mangkanya, itu Novel tulisan saya tahun 2016 dan terbitan tahun 2017 di penerbit Magnum Pustaka Utama.
Mangkanya, itu buku/novel masih pakai nama Eka Aprilia (nama asli saya) karena zaman itu masih zaman kuliah semester akhir.
DeleteSedangkan, nama populer saya Ratu Eka Bkj sejak dunia karir bisnis / Cyberpreneur.
Alkhamdulillahirrobbil'alamin, terimakasih guys🤩🤝
DeleteMasyaallah novelnya sudah sampai bab 4...saya penasaran tajuknya semprotan pokemon dapat inspirasi darimana ya
ReplyDeleteAlkhamdulillahirrobbil'alamin, terimakasih guys 🤩🤝
DeleteInspirasi cerita memadukan antara imajinasi dan kisah nyata dari Nia guys🤩