(Bisnis Komunikasi Jaringan), "Solusi Kerjasama!"

BAB 8 Novel Membusuk di Dalam Surga, Dalam Satu Tangkai


Penulis_@Ratu Eka Bkj

(Eka Aprilia)



8

Dalam Satu Tangkai



EKA BKJ - Langkah setapak demi tapak, mengisahkan perjuangan. Bertahun-tahun kaki bergilir semilir, mengukir waktu bergulir. Terasa ringan dalam pangkuan sebuah kepalan tangan, pengabdian. Walau harus perlu menilik butiran duri, pernah terinjak. Semua tetap indah.


Jalannya pengabdian di Pondok Walisongo, sudah pada ujung tombak. Semua tetap melukiskan senyum menawan. Melanjutkan pada pemandangan cantik, tinggal ku petik di depan mata. Aku mendapatkan beasiswa S2 di UNISMA Malang. Karena, penghargaan atas pencapaian dan prestasiku selama mengabdi sebagai Ustadzah di ponpes. Sehingga, diapresiasi dengan memberikan fasilitas untuk melanjutkan studi di jenjang magister. 


Bukan hanya aku, perjuangan suami seset kulit mencari beasiswa pun menciptakan pelangi cerah. Dia juga memperoleh beasiswa S2 di UNISMA Malang. Meskipun, harus dengan perjuangan berliku-liku. Dia sempat menjalani hari-hari sebagai buruh pabrik, dan bapak rumah tangga. Akhirnya, mendapatkan jalan keluar untuk ikut meneruskan strata pendidikan di pascasarjana. 


Ini momen sangat mengesankan. Selain dapat meraih cita-cita, kami menyatu dalam satu keluarga. Aku memilih S2 jurusan PAI, sedangkan suami mengambil pascasarjana Hukum Islam. Di Malang kami bertiga tinggal di sebuah kontrakan sederhana, tidak terlalu jauh dengan kampus. Rasanya benar-benar bahagia. Sekian lama mata dan tubuh saling melepas waktu, sekarang jiwa berada pada satu ruang cahaya. 


Sayangnya, Nadia yang duduk di kelas 3 SDN 1 Boyolangu Tulungagung terpaksa harus pindah di SDN Dinoyo 1 Malang. Untungnya Si Kecil mau. Meskipun, awalnya dia sedikit merengek karena berat melepaskan teman-teman disana.


Pesona senyum alami memancar di muka. Sejuk salju tak mampu terbendung dalam sanubari. Mutiara seakan menemani pondasi istana, menawan. Hari-hari berkicau bagai burung merpati, berterbangan. Sayap-sayap telah menyatu bersama.


Berbulan-bulan jam terus bergerak. Kami menjalankan hari-hari penuh kobaran permata. Nadia selalu mendapatkan prestasi bagus di sekolah. Dia juga menggeluti hobinya di dunia puisi, sering mengikuti lomba dan meraih juara satu. Alhamdulillah, Novel aku berjudul “Ilalang Melalang” pun terbit di salah satu penerbit mayor, yaitu Gramedia Pustaka Utama. Aku juga menerbitkan Antologi Puisi berjudul “Semut-Semut Hitam” di salah satu penerbit indie, yakni Magnum Pustaka Utama.


Selain itu, suami bertemu dengan seorang Sahabat baik bernama Jazeri, atau lebih akrab dengan sapaan Jerry. Biasa dipanggil Ustadz Jerry. Dia seorang Ustadz bujang, sedang merintis karir dan akademik di bidang Bahasa dan Agama. Aby-nya Nadia sering bercerita mengenai Ustadz belia itu.


Kedekatan kami sudah kayak saudara sendiri, karena persahabatan mereka. Dia sering silaturahmi ke rumah, bahkan main bersama Nadia. Meski masih bujangan, tetapi pintar mengasuh anak kecil low! Nadia saja sangat gembira bersamanya. Si Kecil menganggap Ustadz itu seperti Om-nya.


Ustadz Jerry bujangan, belum punya kekasih hati. Sebenarnya, sudah pantas jika membina rumah tangga. Kalau ditanya mengapa belum punya ta’aruf? Selalu menjawab dengan kekonyolan.

“Belum ada yang mau, padahal udah tak obral murah Mbak hehehe….. Carikan dong?”  candanya. 


Ustadz itu memang suka bercanda, makanya setiap kali ada dia di rumah pasti ramai. Aku dan suami ingin mengenalkan saudara perempuanku dengan Ustadz Jerry. Kebetulan dia masih single, dan baru lulus SMA satu tahun yang lalu. Orang tuanya tidak melanjutkan dia ke perguruan tinggi.


***


Gelincir air semakin mengalir. Waktu terus mengukir. Menelusuk ke dalam butir-butir merdu. Oh bulan, telah datang di wajah kami. Bulan apa lagi jika bukan, bulan ULTAH pernikahan aku dan sang suami tercinta. Ya, 3 Juli merupakan bulan termanis. Semanis kecap. Eh salah, maksudnya cokelat. 


Kontrakan menjadi pijakan kerumunan nyawa ini, saksi perayaan. Walau hanya sederhana. Sesederhana senar gitar, dipetik ketika malam pertama dulu. Uh, jadi ingat.


Makan malam dan pesta kecil-kecilan. Itulah terciptakan. Beberapa tamu undangan dan saudara menghadiri, tidak terkecuali saudara perempuanku bernama Sinta dan Ustadz Jerry. Suasana sungguh mengesankan. Bernyanyi bersama. Aku dan suami meniup lilin, didampingi Sie Cantik Nadia mempersembahkan penampilan puisinya berjudul “Dua Malaikat Hidupku”. Sangat mengesankan jantung ini, sentuhan-sentuhan hangat.


Sesudah acara selesai. Tinggallah segelintir manusia terduduk. Aku, Suami, Sinta dan Ustadz Jerry bercakap di ruang makan. Nadia sudah tidur di kamar. Sengaja, aku dan Aby sedikit memberi signal-signal kepada Ustadz Jerry dan Saudara Perempunku, supaya mereka akrab. Memang kita sudah merencanakan hal ini, mengenalkan mereka. Kebetulan duduk sebelahan tetapi masih diam-diaman saja. 

“Hemmmm…hemmmm, kayaknya duduk sebelahan gitu, serasi deh ya Umy? Tetapi kok pada diam-diaman?” usik Aby.

“Ia tuh, ngobrol-ngobrol dong! Gak usah malu-malu.” sahutku meyakinkan.

“Mau ngobrol gimana Mbak Mas, kenal aja belum. Kenalkan dulu dong?” celoteh Ustadz Jerry.

“Hehehe, lupa. La belum kita kenalkan My My…..”

“Ia ya By. Ya udah Mbak kenalin, ini Saudara Mbak namanya Sinta.” tuangku mengenalkan, sambil memegang pundak Sinta.

“Owch Sinta. Kenalin aku Jerry. Senang berkenalan dengan kamu!” sahut perkenalan Ustadz Jerry sambil mengulurkan tangan.

“Ia sama-sama.” jawab Sinta sambil menjabat tangan Ustadz Jerry.


Dari awal perkenalan mereka, alhamdulillah semua berjalan lancar. Setelah terjalin kedekatan dan saling mengenal cukup lama, akhirnya beberapa tahun kemudian berujung pada pernikahan. Sehingga, kami semua menjadi keluarga besar di Malang.


***



Tulungagung, 30 Oktober 2016

(Merupakan isi dari terbitan karya buku solo kedua Saya novel biografi, berjudul "MEMBUSUK DI DALAM SURGA"







DUKUNG SITUS INI YA PEMIRSA, SUPAYA KAMI SEMANGAT UPLOAD CONTENT DAN BERBAGI ILMU SERTA MANFAAT.

DONASI DAPAT MELALUI BERIKUT INI =


0177-01-042715-50-9

EKA APRILIA.... BRI...


0895367203860

EKA APRILIA, OVO








0 Response to "BAB 8 Novel Membusuk di Dalam Surga, Dalam Satu Tangkai"

Post a Comment

Iklan Dalam Artikel

Iklan Adnow

Iklan Tengah Artikel 2

Adnow